PIS (PERVATION
IN SCHOOL) SEBAGAI UPAYA PENANAMAN PENDIDIKAN
KARAKTER SESUAI DENGAN NILAI-NILAI BUDAYA BANGSA DI ERA GLOBALISASI
JERRY PUSPITASARI, S.PD
1.
PENGANTAR
Tabula rasa (dari bahasa Latin yang berarti kertas kosong) bahwa seorang manusia lahir tanpa isi mental bawaan,
dengan kata lain "kosong", dan seluruh sumber pengetahuan diperoleh sedikit demi sedikit melalui pengalaman dan persepsi alat inderanya terhadap dunia di luar
dirinya. Pandangan tabula rasa
akan melihat bahwa pengalamanlah yang berpengaruh terhadap kepribadian, perilaku sosial dan emosional, serta kecerdasan.
Proses belajar
seorang individu di dalam masyarakat memerlukan media atau agen. Media atau
agen sosialisasi tersebut ada lima antara lain keluarga, teman sebaya, sekolah,
lingkungan kerja dan media massa. Sekolah merupakan salah satu
media sosialisasi dalam membentuk kepribadian anak. Setiap anak mempunyai karakter
kepribadian yang beragam. Hal ini terkait dengan genetika yang diturunkan dari
orang tua, pengalaman unik yang dialami selama hidup, lingkungan fisik,
kebudayaan dan juga pengalaman kelompok. Di sekolah banyak hal yang didapatkan
oleh peserta didik misalnya belajar mengenai ilmu pengetahuan, kedisiplinan,
tanggung jawab, kemandirian, dll.
Peserta didik datang
ke sekolah dengan harapan agar bisa mengikuti pendidikan dengan baik. Tetapi
tidak selamanya demikian, berbagai masalah kerap kali datang menghampiri.
Masalah tersebut antara lain bersumber dari ketidakmampuan mengerjakan tugas,
keinginan untuk bersekolah dengan sebaik-baiknya tetapi tidak mampu bersaing
dengan teman-temannya, kemampuan intelektual kurang, motivasi belajar yang
rendah, kurangnya dukungan dari orang tua, guru yang kurang bersahabat, dll.
Banyak pula hal yang
sering kita saksikan dalam tayangan media mengenai kasus yang terjadi dalam
dunia pendidikan. Misalnya tayangan guru-guru yang masuk penjara gara-gara
membenarkan perilaku dari peserta didik yang menyimpang dari aturan-aturan yang
berlaku. Padahal maksud dari guru tersebut adalah menyelamatkan siswa saja.
Beberapa waktu lalu kita juga disuguhi tontonan mengenai seorang guru yang
dipukul orang tua peserta didik dan peserta didik. Adapula sekumpulan anak
perempuan yang memukuli temannya secara membabi buta dengan mengenakan seragam
sekolah.
Apabila
diklasifikasikan ada lima kelompok masalah yang dialami oleh peserta didik
berusia remaja di sekolah yaitu:
1. Masalah penyesuaian tingkah laku, misalnya suka
mengganggu, iseng, kekanak-kanakan, dll.
2. Masalah emosional, misalnya depresi, mudah marah,
cemberut, ngambek, dll.
3. Masalah moral, misalnya masturbasi, bicara porno,
tidak sopan, berbohong, dll.
4. Masalah belajar, misalnya tidak mengerjakan tugs,
bolos, menyontek, dll.
5. masalah social kejiwaan, misalnya membenci seseorang
atau kelompok, penyimpangan social, dll.
Terkait dengan
permasalahan peserta didik tersebut guru dan orang tua dalam hal ini mempunyai
adil yang cukup besar. Guru harus mengetahui karakter dan psikologi peserta
didik, sehingga guru bisa mengatasi bentuk-bentuk penyimpangan secara
persuasive, prefentif, maupun kuratif. Permasalahan
penyimpangan tersebut tidak selalu dapat diselesaikan dalam situasi mengajar di
kelas, melainkan memerlukan pelajaran secara khusus oleh guru di luar situasi
proses pembelajaran.
2.
PERMASALAHAN
Berdasarkan latarbelakang di atas
maka muncul permasalahan yaitu:
a. Apakah
yang dimaksud dengan pervasi budaya sekolah?
b. Apakah
yang dimaksud dengan pendidikan karakter?
c. Apakah
bentuk-bentuk pervasi budaya sekolah yang sesuai dengan nilai-nilai budaya
bangsa?
d. Bagaimanakah
keterkaitan antara pervation budaya sekolah, pendidikan karakter di era globalisasi?
3.
PEMBAHASAN
DAN SOLUSI
3.1 PEMBAHASAN
3.1.1 Pervasi budaya sekolah
·
pervasi
(pervation)
Adalah sebuah cara pengedalian social yang dilakukan dengan
jalan menekankan norma-norma dan nilai-nilai kebaikan, dimana norma dan nilai
tersebut disampaikan secara berulang-ulang dalam waktu yang kontinyu dengan
harapan agar hal tersebut dapat dicerna dengan baik dan melekat di dalam jiwa
sehingga penerapan ini bisa membentuk karakter-karakter baik dan
bertanggungjawab di dalam kehidupan masyarakat.
·
Budaya sekolah
Budaya sekolah adalah nilai-nilai dominan
yang didukung oleh sekolah atau falsafah yang menuntun kebijakan sekolah
terhadap semua unsur dan komponen sekolah termasuk stakeholders pendidikan,
seperti cara melaksanakan pekerjaan di sekolah serta asumsi atau kepercayaan
dasar yang dianut oleh personil sekolah. Budaya sekolah merujuk pada suatu sistem nilai, kepercayaan dan
norma-norma yang diterima secara bersama, serta dilaksanakan dengan penuh
kesadaran sebagai perilaku alami, yang dibentuk oleh lingkungan yang
menciptakan pemahaman yang sama diantara seluruh unsur dan personil sekolah
baik itu kepala sekolah, guru, staf, siswa dan jika perlu membentuk opini masyarakat
yang sama dengan sekolah
·
Manfaat budaya sekolah
Beberapa manfaat yang bisa diambil dari upaya pengembangan budaya
sekolah, diantaranya : (1) menjamin kualitas kerja yang lebih baik; (2) membuka
seluruh jaringan komunikasi dari segala jenis dan level baik komunikasi
vertikal maupun horisontal; (3) lebih terbuka dan transparan; (4) menciptakan
kebersamaan dan rasa saling memiliki yang tinggi; (4) meningkatkan solidaritas
dan rasa kekeluargaan; (5) jika menemukan kesalahan akan segera dapat diperbaiki;
dan (6) dapat beradaptasi dengan baik terhadap perkembangan IPTEK. Selain
beberapa manfaat di atas, manfaat lain bagi individu (pribadi) dan kelompok
adalah : (1) meningkatkan kepuasan kerja; (2) pergaulan lebih akrab; (3)
disiplin meningkat; (4) pengawasan fungsional bisa lebih ringan; (5) muncul
keinginan untuk selalu ingin berbuat proaktif; (6) belajar dan berprestasi
terus serta; dan (7) selalu ingin memberikan yang terbaik bagi sekolah,
keluarga, orang lain dan diri sendiri.
3.1.2
Pendidikan
karakter
Hakekat karakter
dan pendidikan karakter, dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2008) karakter
adalah sifat-sifat akhlak/budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang
lain. Karakter bangsa adalah kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas
baik yang tercermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa dan perilaku bangsa
dan negara sebagai hasil olah piker, olah hati, olah rasa dan karsa serta olah
raga seseorng atau kelompok orang.
Ada 18 nilai karakter yang perlu dikembangkan dalam
kurikulum 2013 yaitu religious, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras,
kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah
air, menghargai prestasi, bersahabat/kmunikatif, cinta damai, gemar membaca,
peduli lingkungan, peduli social, tanggung jawab (puskur, 2009).
3.1.3
Bentuk-bentuk
pervasi budaya sekolah yang sesuai dengan budaya bangsa
NO
|
KARAKTER
|
BENTUK
PERVASI
|
CONTOH
|
1
|
RELIGIUS
|
sikap dan perilaku yang patuh
dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan
ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain
|
Guru, komponen
sekolah, siswa, melaksanakan sholat berjamaah, melaksanakan qurban di
sekolahan, setiap hari jumat memberikan infak, pesantren Ramadhan, dll.
|
2
|
JUJUR
|
Perilaku yang didasarkan pada
upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan
|
Mengerjakan
tugas-tugas, PR, ulangan secara mandiri, tidak membolos, dll.
Memasang
poster mengenai kejujuran
|
3
|
TOLERANSI
|
Sikap dan tindakan yang menghargai
perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang
berbeda dari dirinya
|
Menghargai
pendapat orang lain, melakukan voting saat pemilihan OSIS, mempersilahkan
teman beribadah
|
4
|
DISIPLIN
|
Tindakan yang menunjukkan
perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan
|
Guru
dan semua komponen menunjukan tepat waktu datang ke sekolah
|
5
|
KERJAKERAS
|
Perilaku yang menunjukkan upaya
sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya
|
Memberikan
apresiasi berupa reward seperti pujian dan hadiah.
|
6
|
KREATIF
|
Berpikir dan melakukan
sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah
dimiliki.
|
Membuat
karya seni dan menciptakan sesuatu
|
7
|
MANDIRI
|
Perilaku yang menunjukkan upaya
sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya
|
Mengerjakan
ulangan secara mandiri tanpa curang
|
8
|
DEMOKRATIS
|
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak
yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain
|
Mendapatkan
hak yang sama di sekolah
|
9
|
RASA
INGIN TAHU
|
Sikap dan tindakan yang selalu
berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang
dipelajarinya, dilihat, dan didengar
|
Siswa
didorong oleh guru untuk merangsang rasa ingin tahu mereka
|
10
|
SEMANGAT
KEBANGSAAN
|
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya
|
Upacara yang diikuti oleh
semua komponen sekolah, menunjung tinggi negara dengan mengisi kemerdekaan
dengan belajar giat
|
11
|
CINTA
TANAH AIR
|
Cara berfikir, bersikap, dan
berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik
bangsa.
|
Mengikuti
berbagai kegiatan yang berhubungan dengan cinta tanah air.
|
12
|
MENGHARGAI
PRESTASI
|
Sikap dan tindakan yang
mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat,
dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain
|
Membuat
karya inovatif dan kreatif dalam berbagai bentuk mulai dari yang berbahan
barang bekas sampai dengan produk makanan.
|
13
|
BERSAHABAT/
KOMUNIKATIF
|
Tindakan yang memperlihatkan
rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain
|
Saling
menyapa, home visit teman sakit, membuat tugas dan karya bersama-sama
|
14
|
CINTA
DAMAI
|
Sikap, perkataan, dan tindakan
yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya
|
Saling
menyayangi antar teman, tidak bertengkar dengan teman
|
15
|
GEMAR
MEMBACA
|
Kebiasaan menyediakan waktu
untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya
|
Budaya
literasi yang dilakukan setiap pagi mulai dari jam 6.45.
|
16
|
PEDULI
LINGKUNGAN
|
Sikap dan tindakan yang selalu
berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi
|
Menanami
lingkungan denga pohon dan bunga, membersihkan lingkungan setiap hari
|
17
|
PEDULI
SOSIAL
|
Sikap dan tindakan yang selalu
ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan
|
Menengok
teman sakit, melakukan bakti social setiap tahun, membagikan hewan kurban
|
18
|
TANGGUNG
JAWAB
|
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
|
Melaksananakn kewajiban dengan
sungguh- sungguh
|
3.1.4
keterkaitan antara pervation budaya sekolah, pendidikan
karakter di era globalisasi
Pervasi merupakan
salah satu upaya pengendalian social yang dilakukan dengan jalan menekankan
norma-norma dan nilai-nilai kebaikan, norma dan nilai tersebut disampaikan
secara berulang-ulang dalam waktu yag kontinyu dengan harapan agar hal tersebut
dapat dicerna dengan baik dan melekat di dalam jiwa sehingga penerapan ini bisa
membentuk karakter-karakter baik dan bertanggungjawab di dalam kehidupan
masyarakat. Dengan melakukan pervasi budaya sekolah pada peserta didik
diharapkan dapat mempunyai karakter yang sesuai dengan nilai bangsa yang
nantinya dapat dijadikan prinsip dalam menjalani perubahan social global yang
ada saat ini.
Perubahan global yang
menuntut kita untuk senantiasa maju dan berkompetisi dengan bangsa sendiri dan
bangsa lain. Arus budaya bangsa lain masuk ke negara kita dengan sangat mudah
apabila nilai-nilai falsafah bangsa yang baik kurang kuat maka kita sama saja
kehilangan identitas. Seperti orang yang kehilangan ingatannya, sehingga tidak
tahu harus berbuat apa. Sehingga kita harus mempunyai jati diri yaitu
nilai-nilai budaya bangsa kita agar mempunyai tujuan di era globalisasi.
3.2 SOLUSI
Tabula rasa (dari bahasa Latin kertas kosong) merujuk pada pandangan epistemologi bahwa seorang manusia lahir
tanpa isi mental bawaan, dengan kata lain "kosong", dan seluruh sumber pengetahuan diperoleh sedikit demi sedikit melalui pengalaman dan persepsi alat inderanya terhadap dunia di luar
dirinya. Pandangan tabula rasa
akan melihat bahwa pengalamanlah yang berpengaruh terhadap kepribadian, perilaku sosial dan emosional, serta kecerdasan.
Budaya
sekolah adalah sekumpulan nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan
keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh kepala sekolah,
pendidik/guru, petugas tenaga kependidikan/administrasi, siswa, dan masyarakat
sekitar sekolah. Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan
citra sekolah tersebut di masyarakat luas. Penerapan pervasi budaya sekolah yang intensif akan menciptakan
keteraturan sehingga peserta didik akan terbiasa dengan kondisi tersebut. Sehingga
siswa akan mempunyai kepribadian yang sesuai dengan karakter bangsa yang
dilakukan dengan jalan menekankan norma-norma dan nilai-nilai kebaikan, norma
dan nilai tersebut disampaikan secara berulang-ulang dalam waktu yang kontinyu
dengan harapan agar hal tersebut dapat dicerna dengan baik dan melekat di dalam
jiwa sehingga penerapan ini bisa membentuk karakter-karakter baik dan
bertanggungjawab di dalam kehidupan masyarakat.
Kepribadian
peserta didik yang baik sesuai dengan karakter bangsa apabila seluruh komponen
di sekolah mendukungnya. Seluruh komponen menerapkan pervasi budaya sekolah
secara kontinyu dan dilaksanakan serempak maka peserta didik akan terbiasa
melihat dan melakukannya. Pembiasaan ini akan melekat pada diri peserta didik
sehingga karakter sesuai dengan nilai dan norma bangsa akan terlihat pada
aktifitas sehari-hari di sekolah, dan akan membentuk kepribadian peserta didik.
Dimanapun peserta didik berada akan
membawa karakter baik ini, begitu juga saat peserta didik lulus, memasuki dunia
kerja dan terjun dalam masyarakat.
4.
KESIMPULAN
DAN HARAPAN
4.1 KESIMPULAN
Permasalahan
yang dialami oleh peserta didik berusia remaja di sekolah yaitu:
a. Masalah penyesuaian tingkah laku, misalnya suka
mengganggu, iseng, kekanak-kanakan, dll.
b. Masalah emosional, misalnya depresi, mudah marah,
cemberut, ngambek, dll.
c. Masalah moral, misalnya masturbasi, bicara porno,
tidak sopan, berbohong, dll.
d. Masalah belajar, misalnya tidak mengerjakan tugs,
bolos, menyontek, dll.
e. masalah social kejiwaan, misalnya membenci seseorang
atau kelompok, penyimpangan social, dll.
Terkait dengan
permasalahan peserta didik tersebut guru dan orang tua dalam hal ini mempunyai
adil yang cukup besar. Guru harus mengetahui karakter dan psikologi peserta
didik, sehingga guru bisa mengatasi bentuk-bentuk penyimpangan secara
persuasive, prefentif, maupun kuratif.
Permasalahan penyimpangan tersebut tidak selalu dapat diselesaikan dalam
situasi mengajar di kelas, melainkan memerlukan pelajaran secara khusus oleh
guru diluar situasi proses pembelajaran.
Permasalahan
tersebut bisa diatasi salah satunya dengan cara pengedalian social pervasi
budaya sekolah. Budaya sekolah adalah sekumpulan nilai yang
melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang
dipraktikkan oleh kepala sekolah, pendidik/guru, petugas tenaga
kependidikan/administrasi, siswa, dan masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah yang dilakukan dengan menekankan
norma-norma dan nilai-nilai kebaikan, dimana norma dan nilai tersebut
disampaikan secara berulang-ulang dalam waktu yang kontinyu dengan harapan agar
hal tersebut dapat dicerna dengan baik dan melekat di dalam jiwa sehingga
penerapan ini bisa membentuk karakter-karakter baik dan bertanggungjawab di
dalam kehidupan masyarakat. Sehingga peserta didik terbiasa dengan nilai dan
norma bangsa dan akan melekat dalam pikiran dan terbawa ke perilaku keseharian
dimanapun berada.
4.2 HARAPAN
Penulis berharap bahwa dengan
tulisan ini dapat:
1. Pervasi budaya sekolah bisa membentuk karakter peserta
didik sesuai dengan nilai-nilai budaya bangsa,
2. Pervasi budaya sekolah didukung semua komponen agar
peserta didik terbiasa melakukan tindakan yang sesuai dengan nilai budaya
bangsa,
3. Mendidik anak harus disertai dengan pemahaman sesuai
dengan usiannya, sehingga peserta didik mendapatkan pemahamannya dengan baik,
4. Peserta didik akan terbiasa dengan nilai dan norma
bangsa dan akan mandarah daging sehingga dimanapun berada akan selalu terbawa
dalam pikiran dan perilakunya,
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.2007. Pengembangan
Budaya dan Iklim Pembelajaran di Sekolah (materi diklat pembinaan
kompetensi calon kepala sekolah/kepala sekolah). Jakarta.
Caesars Casino - Las Vegas - MapYRO
BalasHapusFind 수원 출장샵 Casinos 화성 출장안마 and Bars near Harrah's Hotel and 서귀포 출장마사지 Casino, Las Vegas, NV, 원주 출장샵 89109, US. 3. Las Vegas Blvd. South 부천 출장마사지 89109 - (702) 770-8000.