Sabtu, 04 Februari 2017

pervasi budaya sekolah


 
PIS (PERVATION IN SCHOOL) SEBAGAI UPAYA PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER SESUAI DENGAN NILAI-NILAI BUDAYA BANGSA DI ERA GLOBALISASI

JERRY PUSPITASARI, S.PD 

1.    PENGANTAR
Tabula rasa (dari bahasa Latin yang berarti kertas kosong) bahwa seorang manusia lahir tanpa isi mental bawaan, dengan kata lain "kosong", dan seluruh sumber pengetahuan diperoleh sedikit demi sedikit melalui pengalaman dan persepsi alat inderanya terhadap dunia di luar dirinya. Pandangan tabula rasa akan melihat bahwa pengalamanlah yang berpengaruh terhadap kepribadian, perilaku sosial dan emosional, serta kecerdasan.
Proses belajar seorang individu di dalam masyarakat memerlukan media atau agen. Media atau agen sosialisasi tersebut ada lima antara lain keluarga, teman sebaya, sekolah, lingkungan kerja dan media massa. Sekolah merupakan salah satu media sosialisasi dalam membentuk kepribadian anak. Setiap anak mempunyai karakter kepribadian yang beragam. Hal ini terkait dengan genetika yang diturunkan dari orang tua, pengalaman unik yang dialami selama hidup, lingkungan fisik, kebudayaan dan juga pengalaman kelompok. Di sekolah banyak hal yang didapatkan oleh peserta didik misalnya belajar mengenai ilmu pengetahuan, kedisiplinan, tanggung jawab, kemandirian, dll.
Peserta didik datang ke sekolah dengan harapan agar bisa mengikuti pendidikan dengan baik. Tetapi tidak selamanya demikian, berbagai masalah kerap kali datang menghampiri. Masalah tersebut antara lain bersumber dari ketidakmampuan mengerjakan tugas, keinginan untuk bersekolah dengan sebaik-baiknya tetapi tidak mampu bersaing dengan teman-temannya, kemampuan intelektual kurang, motivasi belajar yang rendah, kurangnya dukungan dari orang tua, guru yang kurang bersahabat, dll.
Banyak pula hal yang sering kita saksikan dalam tayangan media mengenai kasus yang terjadi dalam dunia pendidikan. Misalnya tayangan guru-guru yang masuk penjara gara-gara membenarkan perilaku dari peserta didik yang menyimpang dari aturan-aturan yang berlaku. Padahal maksud dari guru tersebut adalah menyelamatkan siswa saja. Beberapa waktu lalu kita juga disuguhi tontonan mengenai seorang guru yang dipukul orang tua peserta didik dan peserta didik. Adapula sekumpulan anak perempuan yang memukuli temannya secara membabi buta dengan mengenakan seragam sekolah.
Apabila diklasifikasikan ada lima kelompok masalah yang dialami oleh peserta didik berusia remaja di sekolah yaitu:
1.    Masalah penyesuaian tingkah laku, misalnya suka mengganggu, iseng, kekanak-kanakan, dll.
2.    Masalah emosional, misalnya depresi, mudah marah, cemberut, ngambek, dll.
3.    Masalah moral, misalnya masturbasi, bicara porno, tidak sopan, berbohong, dll.
4.    Masalah belajar, misalnya tidak mengerjakan tugs, bolos, menyontek, dll.
5.    masalah social kejiwaan, misalnya membenci seseorang atau kelompok, penyimpangan social, dll.
Terkait dengan permasalahan peserta didik tersebut guru dan orang tua dalam hal ini mempunyai adil yang cukup besar. Guru harus mengetahui karakter dan psikologi peserta didik, sehingga guru bisa mengatasi bentuk-bentuk penyimpangan secara persuasive, prefentif, maupun kuratif.  Permasalahan penyimpangan tersebut tidak selalu dapat diselesaikan dalam situasi mengajar di kelas, melainkan memerlukan pelajaran secara khusus oleh guru di luar situasi proses pembelajaran.

2.    PERMASALAHAN
Berdasarkan latarbelakang di atas maka muncul permasalahan yaitu:
a.    Apakah yang dimaksud dengan pervasi budaya sekolah?
b.    Apakah yang dimaksud dengan pendidikan karakter?
c.    Apakah bentuk-bentuk pervasi budaya sekolah yang sesuai dengan nilai-nilai budaya bangsa?
d.    Bagaimanakah keterkaitan antara pervation budaya sekolah, pendidikan karakter  di era globalisasi?

3.    PEMBAHASAN DAN SOLUSI
3.1 PEMBAHASAN
3.1.1     Pervasi budaya sekolah
·         pervasi (pervation)
Adalah sebuah cara pengedalian social yang dilakukan dengan jalan menekankan norma-norma dan nilai-nilai kebaikan, dimana norma dan nilai tersebut disampaikan secara berulang-ulang dalam waktu yang kontinyu dengan harapan agar hal tersebut dapat dicerna dengan baik dan melekat di dalam jiwa sehingga penerapan ini bisa membentuk karakter-karakter baik dan bertanggungjawab di dalam kehidupan masyarakat.

·         Budaya sekolah
Budaya sekolah adalah nilai-nilai dominan yang didukung oleh sekolah atau falsafah yang menuntun kebijakan sekolah terhadap semua unsur dan komponen sekolah termasuk stakeholders pendidikan, seperti cara melaksanakan pekerjaan di sekolah serta asumsi atau kepercayaan dasar yang dianut oleh personil sekolah. Budaya sekolah merujuk pada suatu sistem nilai, kepercayaan dan norma-norma yang diterima secara bersama, serta dilaksanakan dengan penuh kesadaran sebagai perilaku alami, yang dibentuk oleh lingkungan yang menciptakan pemahaman yang sama diantara seluruh unsur dan personil sekolah baik itu kepala sekolah, guru, staf, siswa dan jika perlu membentuk opini masyarakat yang sama dengan sekolah
·         Manfaat budaya sekolah
Beberapa manfaat yang bisa diambil dari upaya pengembangan budaya sekolah, diantaranya : (1) menjamin kualitas kerja yang lebih baik; (2) membuka seluruh jaringan komunikasi dari segala jenis dan level baik komunikasi vertikal maupun horisontal; (3) lebih terbuka dan transparan; (4) menciptakan kebersamaan dan rasa saling memiliki yang tinggi; (4) meningkatkan solidaritas dan rasa kekeluargaan; (5) jika menemukan kesalahan akan segera dapat diperbaiki; dan (6) dapat beradaptasi dengan baik terhadap perkembangan IPTEK. Selain beberapa manfaat di atas, manfaat lain bagi individu (pribadi) dan kelompok adalah :  (1) meningkatkan kepuasan kerja; (2) pergaulan lebih akrab; (3) disiplin meningkat; (4) pengawasan fungsional bisa lebih ringan; (5) muncul keinginan untuk selalu ingin berbuat proaktif; (6) belajar dan berprestasi terus serta; dan (7) selalu ingin memberikan yang terbaik bagi sekolah, keluarga, orang lain dan diri sendiri.

3.1.2     Pendidikan karakter
Hakekat karakter dan pendidikan karakter, dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2008) karakter adalah sifat-sifat akhlak/budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain. Karakter bangsa adalah kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas baik yang tercermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa dan perilaku bangsa dan negara sebagai hasil olah piker, olah hati, olah rasa dan karsa serta olah raga seseorng atau kelompok orang.
Ada 18 nilai karakter yang perlu dikembangkan dalam kurikulum 2013 yaitu religious, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/kmunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli social, tanggung jawab (puskur, 2009).

3.1.3     Bentuk-bentuk pervasi budaya sekolah yang sesuai dengan budaya bangsa

NO
KARAKTER
BENTUK PERVASI
CONTOH
1
RELIGIUS
sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain
Guru, komponen sekolah, siswa, melaksanakan sholat berjamaah, melaksanakan qurban di sekolahan, setiap hari jumat memberikan infak, pesantren Ramadhan, dll.
2
JUJUR
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan
Mengerjakan tugas-tugas, PR, ulangan secara mandiri, tidak membolos, dll.
Memasang poster mengenai kejujuran
3
TOLERANSI
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya
Menghargai pendapat orang lain, melakukan voting saat pemilihan OSIS, mempersilahkan teman beribadah
4
DISIPLIN
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan
Guru dan semua komponen menunjukan tepat waktu datang ke sekolah
5
KERJAKERAS
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya
Memberikan apresiasi berupa reward seperti pujian dan hadiah.
6
KREATIF
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
Membuat karya seni dan menciptakan sesuatu
7
MANDIRI
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya
Mengerjakan ulangan secara mandiri tanpa curang
8
DEMOKRATIS
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain
Mendapatkan hak yang sama di sekolah
9
RASA INGIN TAHU
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar
Siswa didorong oleh guru untuk merangsang rasa ingin tahu mereka
10
SEMANGAT KEBANGSAAN
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya

Upacara yang diikuti oleh semua komponen sekolah, menunjung tinggi negara dengan mengisi kemerdekaan dengan belajar giat
11
CINTA TANAH AIR
Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
Mengikuti berbagai kegiatan yang berhubungan dengan cinta tanah air.
12
MENGHARGAI PRESTASI
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain
Membuat karya inovatif dan kreatif dalam berbagai bentuk mulai dari yang berbahan barang bekas sampai dengan produk makanan.
13
BERSAHABAT/
KOMUNIKATIF
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain
Saling menyapa, home visit teman sakit, membuat tugas dan karya bersama-sama
14
CINTA DAMAI
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya
Saling menyayangi antar teman, tidak bertengkar dengan teman
15
GEMAR MEMBACA
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya
Budaya literasi yang dilakukan setiap pagi mulai dari jam 6.45.
16
PEDULI LINGKUNGAN
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi
Menanami lingkungan denga pohon dan bunga, membersihkan lingkungan setiap hari
17
PEDULI SOSIAL
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan
Menengok teman sakit, melakukan bakti social setiap tahun, membagikan hewan kurban
18
TANGGUNG JAWAB
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Melaksananakn kewajiban dengan sungguh- sungguh

3.1.4     keterkaitan antara pervation budaya sekolah, pendidikan karakter  di era globalisasi
Pervasi merupakan salah satu upaya pengendalian social yang dilakukan dengan jalan menekankan norma-norma dan nilai-nilai kebaikan, norma dan nilai tersebut disampaikan secara berulang-ulang dalam waktu yag kontinyu dengan harapan agar hal tersebut dapat dicerna dengan baik dan melekat di dalam jiwa sehingga penerapan ini bisa membentuk karakter-karakter baik dan bertanggungjawab di dalam kehidupan masyarakat. Dengan melakukan pervasi budaya sekolah pada peserta didik diharapkan dapat mempunyai karakter yang sesuai dengan nilai bangsa yang nantinya dapat dijadikan prinsip dalam menjalani perubahan social global yang ada saat ini.
Perubahan global yang menuntut kita untuk senantiasa maju dan berkompetisi dengan bangsa sendiri dan bangsa lain. Arus budaya bangsa lain masuk ke negara kita dengan sangat mudah apabila nilai-nilai falsafah bangsa yang baik kurang kuat maka kita sama saja kehilangan identitas. Seperti orang yang kehilangan ingatannya, sehingga tidak tahu harus berbuat apa. Sehingga kita harus mempunyai jati diri yaitu nilai-nilai budaya bangsa kita agar mempunyai tujuan di era globalisasi.

3.2 SOLUSI
Tabula rasa (dari bahasa Latin kertas kosong) merujuk pada pandangan epistemologi bahwa seorang manusia lahir tanpa isi mental bawaan, dengan kata lain "kosong", dan seluruh sumber pengetahuan diperoleh sedikit demi sedikit melalui pengalaman dan persepsi alat inderanya terhadap dunia di luar dirinya. Pandangan tabula rasa akan melihat bahwa pengalamanlah yang berpengaruh terhadap kepribadian, perilaku sosial dan emosional, serta kecerdasan.
Budaya sekolah adalah sekumpulan nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh kepala sekolah, pendidik/guru, petugas tenaga kependidikan/administrasi, siswa, dan masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut di masyarakat luas. Penerapan pervasi budaya sekolah yang intensif akan menciptakan keteraturan sehingga peserta didik akan terbiasa dengan kondisi tersebut. Sehingga siswa akan mempunyai kepribadian yang sesuai dengan karakter bangsa yang dilakukan dengan jalan menekankan norma-norma dan nilai-nilai kebaikan, norma dan nilai tersebut disampaikan secara berulang-ulang dalam waktu yang kontinyu dengan harapan agar hal tersebut dapat dicerna dengan baik dan melekat di dalam jiwa sehingga penerapan ini bisa membentuk karakter-karakter baik dan bertanggungjawab di dalam kehidupan masyarakat.
Kepribadian peserta didik yang baik sesuai dengan karakter bangsa apabila seluruh komponen di sekolah mendukungnya. Seluruh komponen menerapkan pervasi budaya sekolah secara kontinyu dan dilaksanakan serempak maka peserta didik akan terbiasa melihat dan melakukannya. Pembiasaan ini akan melekat pada diri peserta didik sehingga karakter sesuai dengan nilai dan norma bangsa akan terlihat pada aktifitas sehari-hari di sekolah, dan akan membentuk kepribadian peserta didik. Dimanapun  peserta didik berada akan membawa karakter baik ini, begitu juga saat peserta didik lulus, memasuki dunia kerja dan terjun dalam masyarakat. 

4.    KESIMPULAN DAN HARAPAN
4.1 KESIMPULAN
Permasalahan yang dialami oleh peserta didik berusia remaja di sekolah yaitu:
a.    Masalah penyesuaian tingkah laku, misalnya suka mengganggu, iseng, kekanak-kanakan, dll.
b.    Masalah emosional, misalnya depresi, mudah marah, cemberut, ngambek, dll.
c.    Masalah moral, misalnya masturbasi, bicara porno, tidak sopan, berbohong, dll.
d.    Masalah belajar, misalnya tidak mengerjakan tugs, bolos, menyontek, dll.
e.    masalah social kejiwaan, misalnya membenci seseorang atau kelompok, penyimpangan social, dll.
Terkait dengan permasalahan peserta didik tersebut guru dan orang tua dalam hal ini mempunyai adil yang cukup besar. Guru harus mengetahui karakter dan psikologi peserta didik, sehingga guru bisa mengatasi bentuk-bentuk penyimpangan secara persuasive, prefentif, maupun kuratif.  Permasalahan penyimpangan tersebut tidak selalu dapat diselesaikan dalam situasi mengajar di kelas, melainkan memerlukan pelajaran secara khusus oleh guru diluar situasi proses pembelajaran.
Permasalahan tersebut bisa diatasi salah satunya dengan cara pengedalian social pervasi budaya sekolah. Budaya sekolah adalah sekumpulan nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh kepala sekolah, pendidik/guru, petugas tenaga kependidikan/administrasi, siswa, dan masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah yang dilakukan dengan menekankan norma-norma dan nilai-nilai kebaikan, dimana norma dan nilai tersebut disampaikan secara berulang-ulang dalam waktu yang kontinyu dengan harapan agar hal tersebut dapat dicerna dengan baik dan melekat di dalam jiwa sehingga penerapan ini bisa membentuk karakter-karakter baik dan bertanggungjawab di dalam kehidupan masyarakat. Sehingga peserta didik terbiasa dengan nilai dan norma bangsa dan akan melekat dalam pikiran dan terbawa ke perilaku keseharian dimanapun berada.


4.2 HARAPAN
Penulis berharap bahwa dengan tulisan ini dapat:
1.    Pervasi budaya sekolah bisa membentuk karakter peserta didik sesuai dengan nilai-nilai budaya bangsa,
2.    Pervasi budaya sekolah didukung semua komponen agar peserta didik terbiasa melakukan tindakan yang sesuai dengan nilai budaya bangsa,
3.    Mendidik anak harus disertai dengan pemahaman sesuai dengan usiannya, sehingga peserta didik mendapatkan pemahamannya dengan baik,
4.    Peserta didik akan terbiasa dengan nilai dan norma bangsa dan akan mandarah daging sehingga dimanapun berada akan selalu terbawa dalam pikiran dan perilakunya,











DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.2007. Pengembangan Budaya dan Iklim Pembelajaran di Sekolah (materi diklat pembinaan kompetensi calon kepala sekolah/kepala sekolah). Jakarta.