Rabu, 21 Juni 2017

RPP 2017-2018 HOTS



      
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah                    : SMA Negeri 1 New Zealand
Mata pelajaran                                                          : Sosiologi
Kelas/Semester                                                                : X/2
Materi Pokok             : Konsep Dasar Sosiologi Mengenai Gejala Sosial
Alokasi Waktu                                           : 3 x 45 menit (3 JP)


A.   Kompetensi Inti

KI-1 dan KI-2; Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya dengan senantiasa berupaya untuk mengembangkan sikap jujur, disiplin, santun, peduli, bertanggungjawab, responsif, dan proaktif dalam menyikapi agam gejala sosial yang terjadi sehingga dapat berinteraksi positif  dalam lingkungan sosialnya.

KI 3
Memahami, menerapkan, serta menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya mengenai ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI 4
Menunjukkan keterampilan mengolah, menalar, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif, dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan



B.   Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

KOMPETENSI DASAR DARI KI 3
KOMPETENSI DASAR DARI KI 4
3.3 Menerapkan konsep-konsep    dasar Sosiologi untuk memahami ragam gejala sosial di  masyarakat.
4.3 Mengaitkan realitas sosial dengan menggunakan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk mengenali berbagai gejala sosial di masyarakat.
Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3.1      Menjelaskan konsep yang tepat dengan sudut pandang sosiologi tentang peristiwa sosial, gejala atau fenomena sosial, realitas sosial, dan fakta sosial
3.3.2      Membedakan antara realitas sosial objektif dengan realitas subjektif

3.3.3      Membedakan aspek-aspek ragam gejala sosial di masyarakat

4.3.1    Mengumpulkan informasi tentang konsep yang tepat dengan sudut pandang sosiologi tentang peristiwa sosial, gejala atau fenomena sosial, realitas sosial, dan fakta sosial
4.3.2    Melaksanakan konsep realitas sosial objektif dan subjektif pada peristiwa sosial yang secara kontekstual dan aktual terjadi dalam masyarakat
4.3.3    Menganalisis macam-macam aspek gejala sosial

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
Berfikir kritis dan pemecahan masalah, kreatif, kolaboratif dan komunikatif







C.   Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan pembelajaran saintifik dengan cara menggali informasi dari berbagai sumber belajar, mengamati lingkungan, diskusi kelompok, diskusi kelas, dengan antusias, rasa ingin tahu, disiplin, dan penuh tanggung jawab, peserta didik mampu menerapkan konsep sosiologi dan mengenali peristiwa, gejala/fenomena, realitas sosial, dan fakta sosial yang ada dan terjadi dalam masyarakat sehingga dapat berpartisipasi dalam menciptakan keteraturan sosial


D.   Materi Pembelajaran

1.      Konsep dasar sosiologi tentang ragam gejala sosial dalam masyarakat yang meliputi: peristiwa sosial, gejala sosial/fenomena sosial, realitas sosial, dan fakta sosial
2.      Realitas sosial objektif dan subjektif
3.      Mengenali gegala/fenomena sosial yang terjadi dalam masyarakat yang mengarah pada keteraturan sosial dan ketidakteraturan sosial
4.      Menganalisis aspek-aspek ragam gejala sosial di masyarakat


E. Metode Pembelajaran
Pendekatan       : Saintifik
Model                : Cooperative Learning
Metode               : Tanya jawab, Dikusi kelompok, Penugasan, Presentasi
                            Kelompok

F. Media Pembelajaran
·     Media/alat : LCD/ gambar/foto






G. Sumber Belajar
a.  Buku Siswa Matapelajaran Sosiologi kelas X Kurikulum 2013
b.  M. Djacky, Dr. 2015. Sosiologi: Konsep, Teori, dan Metode. Surabaya: Mitra Wacana Media.
c.   Sumber lain yang relevan

H. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan ke-1 (3 X 45 menit)

Literasi Pembelajaran
No.
Langkah-langkah
Kegiatan
Aktivitas
4 C,  pembelajaran HOTS, dan Penguatan Karakter
Alokasi Waktu
1
Kegiatan Awal


10 menit


1.  Memberi salam;
2.  Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan;
3.  Mengajak siswa mengingat kembali pembahasan tentang individu, kelompok, dan hubungan sosial yang dipelajari di semester satu
4.  Menghubungkan materi pelajaran yang telah dilalui dan peristiwa sehari-hari dengan materi yang akan dipelajari
5.  Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari
6.  Menyampaikan garis besar cakupan/ruang lingkup materi dalam satu KD yang akan dipelajari;
7.  Menyampaikan metode pembelajaran dan teknik penilaian yang akan digunakan


Komunikasi

Menggali informasi dari peserta didik tentang materi yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya.

Memberikan gambaran agar Peserta didik konsentrasi dengan alur pembelajaran pada materi negosiasi



2
Kegiatan Inti
Literasi Pembelajaran
Literasi Pembelajaran
 































1.    Guru menyampaikan peta konsep keluruhan materi pada KD 3.3/4.3 tentang Ragam Gejala Sosial
2.    Guru meminta peserta didik menyiapkan buku sumber dan alamat web yang dapat diakses
3.    Peserta didik mengamati gambar gejala sosial yang di tayangkan oleh guru melalui power point.
4.    Peserta didik diberi kesempatan memberikan pendapat tentang tayangan di powerpoint.
5.    Guru menanggapi pendapat dan jawaban siswa tentang tayangan power point tentang pengertian gejala sosial dan fenomena sosial serta memberikan hipotesa/jawaban sementara untuk di buktikan siswa.
6.    Peserta didik dibagi menjadi 6 kelompok dengan anggota 5/6 siswa.
7.    Peserta didik secara berkelompok mengamati gambar yg di tayangkan di power point dan melihat Lembar Kerja Peserta Didik yang di bagikan kepada kelompok.
8.    Guru memberikan waktu kelompok untuk mendiskusikannya.
9.    Peserta didik berdiskusi menggali informasi tentang pengertian gejala sosial, realitas sosial dan fenomena sosial serta aspek-aspek yang dikaji dalam ragam gejala sosial
10. Guru menunjuk satu kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, peserta didik/kelompok lainnya menyimak, memberi masukan/bertanya secara sopan dan pilihan kata yang tepat
11. Guru mengakhiri diskusi kelas dengan meminta peserta didik memberikan applaus sebagai penghargaan
Berfikir Kritis
Kreatif
Kolaborasi
Peserta didik melakukan pengamatan gambar contoh gejala sosial dan fenomena sosial, Peserta didik diminta mengamati gambar tersebut

Peserta didik berfikir secara kritis tentang contoh gejala yang ditayangkan

Peserta didik memberikan tanggapan terhadap gambar tersebut
















Kreatif
Kolaborasi

Literasi dalam pembelajaran
Peserta didik berdiskusi dan kemudian menjawab dengan kalimat sendiri berdasarkan informasi yang diperolehnya







110 menit
3
Penutup
1.    Memfasilitasi dalam menemukan kesimpulan tentang konsep gejala sosial, perbedaan gejala dan fenomena sosial serta aspek-aspek dalam gejala sosial.
2.    Guru mengajukan beberapa pertanyaan untuk penilaian proses,
a. Peristiwa sosial yang seperti apakah yang dapat disebut sebagai gejala sosial?
b. Berikan contoh gejala sosial yang terjadi di masyarakat sekitar kita!
c.  Jelaskan apa yang membedakan antara realitas sosial subjektif dengan objektif!
d. Berikan contoh gejala sosial dalam beberapa aspek kehidupan!
3.    Mengingatkan peserta didik bahwa analisis diskusi kelompok untuk dibuatkan laporannya.
4.    Menginformasikan pembelajaran di pertemuan yang akan datang, dan menutup pelajaran dengan salam

Berfikir kritis








Komunikasi























Kolaborasi
15 menit







I. Penilaian Hasil Belajar
a.    Teknik Penilaian:
1.      Penilaian Sikap                    :         Pengamatan
2.      Penilaian Pengetahuan         :         Tes Tertulis
3.      Penilaian Keterampilan         :         praktek kerja menggunakan rubrik

b.    Bentuk Penilaian :
1.      Observasi                    :         lembar pengamatan aktivitas
                                             peserta didik
2.      Tes tertulis                  :         Piligan Ganda Tertulis
3.      Unjuk kerja                :         rubrik penilian penugasan
4.      Penugasan                  :         lembar kerja

c.     Instrumen Penilaian (terlampir)

d.    Remedial
-          Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang belum mencapai KKM pada Kompetensi Dasar yang ditentukan
-          Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remedial teaching (klasikal), atau tutor sebaya, atau tugas lain, dan diakhiri dengan tes.
-          Tes remedial, dilakukan sebanyak 2 kali dan jika masih belum mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis kembali.


Auckqland,     Juli 2017
Mengetahui
Kepala SMA Negeri 1 New Zealand              Guru Mata Pelajaran,






MR. ROBERT ROSANDY,M.M.                      Jerry Puspitasari, S.Pd
NIP  19930520 199303 1 013                      NIP 19870416 201001 2 026


Lampiran 1
RPP Konsep Dasar Sosiologi tentang Gejala Sosial

Rincian Materi Pembelajaran

Peta Konsep


















Materi

1.     Pendahuluan

Gejala sosial menjadi perhatian sosiologi, sebagaimana definisi sosiologi menurut Pitirim A. Sorokin bahwa sosiologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial. Misalnya antara gejala ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi, dan gerak masyarakat (social movement) dengan politik, juga hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala-gejala non-sosial.

Peristiswa sosial, fenomena/gejala sosial, realitas sosial, fakta sosial, struktur sosial merupakan konsep-konsep dasar Sosiologi yang penting. Konsep-konsep tersebut merupakan hasild dari adanya tindakan atau perilaku sosial dan interaksi sosial di antara para warga masyarakat.

Konsep-konsep tersebut seolah-olah mudah dipahami. Namun, karena dalam kehidupan sehari-hari makna atau artinya sering dipertukarkan satu dengan lainnya, dalam memahami konsep-konsep tersebut terkadang rumit dan sering menimbulkan salah konsep (mis-consept).

Dr. M. Jacky – seorang pengajar di program studi Sosiologi Universitas Negeri Surabaya -- dalam bukunya yang berjudul “Sosiologi: Konsep, Teori, dan Metode” (2015: 31-36) memberikan informasi yang relatif jelas tentang hal-hal tersebut. Berikut ini beberapa kutipan tentang hal yang dimaksud.

a.    Peristiwa Sosial

Peristiwa adalah kejadian-kejadian yang dialami oleh individu atau kelompok dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya pedagang berjualan di trotoar jalan, orang meminta-minta di jalanan dekat lampu APILL (Alat Pemberi Instruksi Lalu-Lintas), polisi menertibkan pengguna jalan, guru mengajarkan ilmu kepada para siswanya, murid berdiskusi dengan guru, sekelompok orang menuntut kenaikan gaji, pemeluk agama berdoa atau menjalankan ritus agama di tempat ibadah, sekelompok orang membakar gedung balai kota, sejumlah besar orang melakukan aksi damai menuntut diperlakukannya proses hukum terhadap seseorang yang diindikasikan melakukan penistaan ajaran agama tertentu, sekelompok suporter tim sepakbola melakukan penghadangan terhadap perjalanan suporter tim lain, dan sebagainya.

Peristiwa merupakan kejadian tanpa penafsiran. Sekelompok orang membakar kantor polisi merupakan peristiwa, karena merupakan kejadian tanpa penafsiran. Namun, apabila menjadi “Massa anti-pemerintah melakukan aksi anarkhis meluluhlantakkan simbol kekuasaan” hal tersebut bukan lagi peristiwa sosial, melainkan menjadi realitas sosial, karena terdapat penafsiran. Kata “massa anti-pemerintah” yang menggantikan “sekelompok orang” penuh dengan penafsiran. Demikian juga kata “aksi anarkhis” yang menggantikan “membakar”, “simbol kekuasaan” yang menggantikan”kantor polisi”.

b.    Gejala Sosial dan Fenomena Sosial

Gejala sosial merupakan peristiwa-peristiwa, kejadian-kejadian, perilaku/tindakan sosial, interaksi sosial yang memiliki keajegan atau pola tertentu sehingga dapat menjadi tanda-tanda adanya fenomena sosial tertentu. Peristiwa atau kejadian dikatakan ajeg apabila terjadi secara berulang-ulang dalam kehidupan sehari-hari. Apabila peristiwa atau kejadian itu hanya terjadi sekali, maka tidak dapat disebut gejala sosial, tetapi disebut sebagai kasus.

Dalam konteks inilah maka Sosiologi memiliki ciri sebagai ilmu yang bersifat umum, bahwa yang dipelajari adalah peristiwa-peristiwa dalam masyarakat yang terjadi dengan frekuensi besar karena terjadi berulang-ulang.
Korupsi merupakan fenomena sosial yang keberadaannya ditandai oleh munculnya gejala-gejala sosial, misalnya berulangnya peristiwa mark up harga, pemotongan upah atau gaji pegawai, memanupulasi pembukuan, dan sebagainya.

Demikian juga peristiwa orangtua membelajarkan anak-anaknya tentang nilai-nilai dan cara-cara hidup yang umum berlaku dalam masyarakat di mana ia tinggal yang disebut dengan proses sosialisasi. Bagaimana orangtua mengajarkan nilai-nilai dan cara-cara hidup kepada anak-anaknya merupakan peristiwa yang berpola dan berulang. Sebagian besar keluarga melakukan pendidikan terhadap anak-anaknya, mulai dari pendidikan dalam keluarga, disertakan dalam play group, taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan akhirnya perguruan tinggi. Walaupun sekarang ini beberapa keluarga memberikan pendidikan kepada anaknya tidak lagi melalui sekolah melainkan home schooling, tetapi hal ini berlum menjadi gejala yang umum. 

Contoh lain tentang fenomena atau gejala sosial adalah: terorisme, kekerasan, kemiskinan, berbagai macam perilaku menyimpang, anti-sosial, atau kejahatan, termasuk adanya pengendalian sosial, yaitu tindakan oleh masyarakat atau negara untuk mencegah, menghindari, meredakan adanya pertentangan di antara para warga masyarakat,  atau upaya menciptakan sistem norma dengan harapan terhindar dari kekerasan, kejahatan,  main hakim sendiri, konflik, dan sebagainya.

c.    Realitas Sosial

Realitas sosial (sosial reality) atau kenyataan sosial, secara awam sering dipahami sebagai peristiwa atau kejadian. Namun, sosiologi memiliki pemaknaan sendiri, yaitu hasil penafsiran atau konstruksi sosial atas peristiwa yang dilakukan secara subjektif (oleh individu) atau kolektif (oleh masyarakat). Realitas sosial terdapat dalam pemikiran, pengalaman, dan hasil pemaknaan (meaning) individu atau kelompok terhadap peristiwa, kejadian, atau fenomena sosial dalam kehidupan sehari-hari.

No
Peristiwa Sosial
Realitas Sosial
1.
Sekelompok orang berkumpul di halaman balai kota dan silih berganti berorasi menyampaikan pendapat
Massa penentang wali kota melakukan aksi protes di halaman balai kota menuntut dicabutnya sebuah keputusan
2
Dua kelompok saling baku hantam karena memperebutkan tempat ibadah
Dua kelompok yang saling bermusuhan saling melakukan tindakan anarkhis memperjuangkan haknya menggunakan tempat ibadah
3
Sekelompok pelajar dalam perjalanan pulang dari rekreasi dihadang oleh kelompok pelajar lain sehingga terjadi perkelahian dan menimbulkan korban jiwa
Telah terjadi tawuran massal sekelompok pelajar berandalan yang menimbulkan korban jiwa
4

Karakteristik realitas sosial adalah bersifat imaginer, merupakan hasil konstruksi atau interpretasi individu dan masyarakat terhadap peristiwa sosial tertentu, dibangun atas dasar pengalaman sosial sehari-hari individu atau kelompok. Sebutan “penista agama” bagi seseorang yang mencela atau melecehan ajaran agama tertentu adalah realitas sosial.

Terdapat dua jenis realitas sosial, yaitu subjektif dan objektif. Realitas sosial subjektif merupakan tafsir individu terhadap peristiwa atau fenomena sosial berdasarkan nilai atau pengalaman pribadi, realitas sosial objektif merupakan fafsir kolektif masyarakat terhadap peristiwa atau fenomena sosial, pada umunya berdasarkan pada norma-norma sosial yang secara umum diterima oleh sebagian besar warga masyarakat, atau hukum positif (aturan tertulis, misalnya undang-undang).

Peristiwa yang terjadi “seorang pemuda membawa lari pacarnya dan melakukan hubungan intim”. Ketika orang tua dari pacar pemuda itu melaporkan hal tersebut kepada polisi, maka polisi akan berusaha untuk menangkap keduanya karena dinilai melanggar norma. Orangtua dan polisi menggunakan dasar realitas sosial objektif atau peristiwa sosial tersebut. Namun, ketika pemuda tersebut menyatakan bahwa hal tersebut dilakukan atas dasar suka sama suka maka yang terjadi adalah realitas sosial subjektif atas peristiwa sosial.

Hyper Reality = Simulakra (Baudrillard)

Di tengah kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat, sehingga sering disebut revolusi elektronik, orang-orang dengan jarak geografik yang saling jauh karena masing-masing tinggal di benua yang berbeda, dengan mudahnya dapat saling bertukar informasi dan data. Hal ini antara lain berdampak pada hilangnya realitas yang sebenarnya.

Orang-orang hidup di zaman simulasi, di mana realitas tidak hanya diceritakan, direpresentasikan, dan disebarluaskan, tetapi dapat direkayasa, dibuat, dan disimulasikan. Maka adalah realitas buatan, disebut simulakra.

Simulasi mengaburkan dan mengikis perbedaan antara yang nyata dengan yang imajiner, yang benar dengan yang palsu. Keduanya dapat menjadi tampak nyata. Proses simulasi inilah yang mendorong lahirnya term atau istilah hiper-realitas atau realitas semu.

Realitas sosial tidak lagi (tidak hanya) dibangun berdasarkan peristiwa-peristiwa yang benar-benar ada atau terjadi dalam masyarakat, melainkan dapat direkayasa, dibuat, atau disimulasikan melalui konstruksi kata-kata yang diceritakan, dipresentasikan, dan disebarluaskan melalui media masa, baik cetak maupun (terutama) elektronik yang tidak lagi berwujud fisik seperti majalah, koran, leaftlet, brosur, atau selebaran, melainkan gelombang elektro-magnetik yang dapat tersebar menembus batas-batas fisik, politik, maupun kebudayaan masyarakat.

Bagi Baudrillard, televisi (dapat/dan juga internet) merupakan medan magnet di mana orang ditarik ke dalam sebuah kebudayaan. Televisi dan internet merupakan semacam “black hole” di alam semesta di mana orang jika berhasil memasukinya dapat berarti ia dapat menembus dimensi waktu. Televisi dan internet merupakan jalan masuk orang-orang ke realitas buatan yang disebutnya sebagai simulakra, di mana realitas yang ada adalah realitas semu, realitas buatan, yang seoalah-olah adalah realitas yang sebenarnya (hyper-reality).

Darimanakah kalian mengenal realitas sosial seperti terorisme di Perancis, kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak Palestina, diskriminasi terhadap orang-orang kulit hitam di Amerika, citra tentang Basuki Tjahaya Purnama (Ahok), citra tentang Presiden Joko Widodo, Partai Keadilan Sejahtera, dan seterusnya? Apakah tafsir Anda tentang hal-hal tersebut dibangun berdasarkan peristiwa atau kejadian yang benar-benar ada dan Anda lihat? Atau dari data dan informasi yang diceritakan, dipresentasikan, dan disebarluaskan melalui media internet dan televisi?

d.    Fakta Sosial

Konsep atau istilah ini secara awam dalam kehidupan sehari-hari juga sering diartikan sama dengan peristiwa atau hal-hal yang ada dan terjadi dalam masyarakat. Dalam sosiologi fakta sosial (sosial fact) memiliki arti tersendiri, sebagaimana dikemukakan oleh Emmile Durkheim bahwa fakta sosial adalah cara bertindak, berfikir, dan berperasaan yang berada di luar individu namun memiliki kekuatan memaksa terhadap individu maupun kelompok dalam masyarakat.

Fakta sosial merupakan realitas sosial objektif di luar individu (bersifat eksterior) dan berdaya menekan (constrain) terhadap individu.

Fakta sosial dapat berupa nilai-nilai sosial (material, vital, maupun kerohanian), ketentuan-ketentuan hidup berupa norma-norma sosial (usage, folkways, mores, custom), agama, maupun hukum, dan dapat berhubungan dengan struktur sosial maupun kebudayaan masyarakat, misalnya latar belakang sukubangsa, ras, atau agama, jenis kelamin, kedudukan dalam stratifikasi sosial, apakah merupakan bagian dari kelas bawah, menengah, atau atas, berasal dari kalangan bangsawan atau orang biasa, dan seterusnya.

Coba ingat-ingatlah ketika kalian masih kanak-kanak usia 2 atau 3 tahun. Suatu waktu kalian diajak oleh orangtua kalian untuk datang ke acara resepsi pernikahan saudara. Apakah kalian dibolehkan oleh orangtua Anda untuk ikut datang tanpa mandi terlebih dahulu? Tanpa mengenakan pakain yang oleh kedua orangtua kalian dinilai bagus? Haruskah kalian mengenakan alas kaki tertentu? Haruskah kalian menyisir rambut dan mengoleskan wewangian pada pakaian sebelum berangkat? Hal-hal itu adalah realitas objektif yang oleh Durkheim disebut sebagai fakta sosial.

Macam-Macam Gejal Sosial
1. Ekonomi
Ekonomi merupakan ilmu pengetahuan yang berhubunga dengan pendapatan. Tingkat pendapatan yang dimiliki individu dapat menimbulkan gejala sosial dimasyarakat. Gejala sosial yang dilihat dari aspek ekonomi sangat berkaitan dengan perekonomian masyarakat. Bila ada seseorang yang kurang dapat mencukupi kebutuhan, maka akan terjadi beberapa gejala sosial dilingkungan sekitarnya. Dilihat dari segi ekonomi, gejala sosial yang terjadi di masyarakat dapat meliputi kemiskinan, pengangguran, masalah kependudukan dsb.
2. Budaya
Indonesia memiliki budaya yang beraneka ragam sehingga kita harus saling menghormati budaya lain. Adanya perbedaan jangan dijadikan sebagai alat pemecah persatuan, melainkan kita harus bersyukur karena keanekaragaman tersebut dapat menambah kekhasan budaya indonesia. Keanekaragaman budaya tidak hanya ada di Indonesia, tetapi setiap negara juga memiliki budaya dengan karakteristik yang berbeda-beda. Kita juga harus menghormati budaya asing. Keanekaragaman budaya di sekitar kita juga dapat menimbulkan gejala sosial, misalnya tindakan peniruan budaya asing yang negatif, kenakalan remaja dsb.
3. Lingkungan alam
Karakteristik gejala sosial dalam bidang lingkungan alam menyangkut aspek kondisi kesehatan. Seseorang yang terkena penyakit dapat menimbulka gejala sosial di lingkungannya sekitarnya. Contoh gejala yang ditimbulkan seperti munculnya, penyakit menular, pencemaran lingkunngan dsb.
4. Psikologis
Prilaku seseorang/individu dalam kehidupan sehari-hari dipengaruhi oleh aspek psikologisnya. Bila seseorang mengalami gangguan kejiwaan dapat menimbulkan gejala sosial dimasyarakat, misalnya disorganisasi jiwa, aliran ajaran sesat dsb.

Contoh-Contoh Gejala Sosial di Masyarakat
     Gejala sosial yang ada didalam masyarakat berawal dari adanya perubahan sosial. Setiap masyarakat pasti mengalami perubahan di lingkungannya. Perubahan sosial merupakan segala perubahan yang ada pada lembaga-lembaga kemasyarakat dan dipengaruhi sistem sosial, nilai, sikap, serta pola prilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
     Perubahan sosial dalam masyarakat dapat berdampak positif maupun negatif. Bagi masyarakat yang tidak dapat menerima perubahan sosial maka akan terjadi masalah sosial. Adapun contoh gejala sosial yang ada pada masyarakat.
1. Kemiskinan
Dalam sosiologi, kemiskinan merupakan suatu gejala sosial yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Gejala sosial ini terjadi diberbagai negara di dunia termasuk Indonesia. Kemiskinan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
a.   Kemiskinan absolut, yaitu seseorang atau sekelompok orang tidak dapat memenuhi kebutuhan minimum hidupnya.
b.   Kemiskinan relatif, yaitu   seseorang atau sekelompok orang dapat memenuhi kebutuhan minimum hidupnya, namun dirinya masih merasa miskin bila dibandingakan dengan orang lain atau kelompok lain.
Kemiskinan dapat dikarenakan tidak mampunya seseorang dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan primer. Namun dalam sosiologi, salah satu faktor penyebab munculnya maslah tersebut karena lembaga kemasyarakatan tidak berfungsi dengan baik, yaitu lembagakemasyarakatan dibidang ekonomi. Permasalahan tersebut dapat menyebar kebidang lainnya, seperti pendidikan, sosial, dsb.
2. Masalah remaja
Masa remaja adalah masa pencarian jati diri sehingga banyak remaja yang meniru tingkah laku orang lain. Tindakan remaja bila tidak terkontrol dapat menjadi suatu masalah sosial yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Masalah remaja ini ditandai oleh adanya  keinginan untuk melawan ataupun sikap apatis. Pada masa ini seharusnya mereka mengenal nilai dan norma-norma yang berlaku dimasyarakat. Dengan mempelajari norma di masyarakat, diharapkan mereka dapat berprilaku dan tidak melakukan perbuatan yang menyimpang. Prilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja dapat beragam, sebagai contoh membolos, mencontek, pelanggaran lalu lintas dan lain sebagainya.


3. Masalah kependudukan
Indonesia adalah negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang padat. Penduduk merupakan sumber penting bagi pembangunan. Hal ini dikarenakan penduduk menjadi subjek dan obyek pembangunan. Dengan adanya pembangunan dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk disuatu negara. kesejahteraan penduduk juga mengalami gangguan yang dipengaruhi oleh perubahan demografis yang sering sekali tidak dirasakan. Masalah kependudukan dapat berupa kepadatan penduduk, pemerataan penduduk yang tidak rata, ledakan penduduk dsb.
Masalah-masalah diatas perlu adanya penanggulangan, karena dapat mempengaruhi tingkat kesejahteraan penduduk. Adapun beberapa cara untuk mengatasi permasalahan tersebut diantanya:
a.   Melalui program keluarga berencana (KB)
b.   Transimigrasi,dan
c.    Mengatur pertumbuhan jumlah penduduk

Dampak Gejala Sosial di Masyarakat
Terjadinya perubahan sosial-budaya dimasyarakat merupakan salah satu akibat dari gejala sosial. Dampak gejala sosial ada yang bersifat positif dan negatif.
1. Dampak positif
Gejala sosial yang ada di masyarakat harus kita sikapi dengan baik. Bila kita dapat terbuka dan mengimbangi perubahan sosial-budaya yang ada. Maka perubahan tersebut akan berdampak positif dan memberikan kita mamfaat. Hal ini dapat dilihat dengan kemajuan bidang tekhnologi. Dalam bidang tekhnologi kita mengenal tekhnologi komunikasi, seperi telepon, handphone, telegram, email, dsb. Dengan adanya alat komunikasi yang modern, maka, maka kita dapat melakukan interaksi jarak jauh tanpa harus bertemu secara langsung.
2. Dampak negatif
Seseorang yang tidak dapat menerima perubahan yang terjadi akan mengalami keguncangan culture shock. Ketidak sanggupan seseorang dalam menghadapi gejala sosial akan membawa kearah prilaku menyimpang.






















Lampiran 2
Lembar Kegiatan Peserta Didik

LKS #1 RAGAM GEJALA SOSIAL
SOSIOLOGI TELOLET
Kerumunan anak-anak kecil –kadang juga dewasa, bahkan orangtua, pernah juga pejabat pemda-- di pinggir jalan  membawa papan kertas bertuliskan “ om telolet om “ dan ditunjukkan ke arah bus yang melintas, berharap om sopir membunyikan klakson bus. Ketika klason bus berbunyi, mereka menunjukkan kegirangan dan suka cita sembari mengacungkan jempol tanda berterimakasih.
Konsep Sosiologi dari “Om Telolet Om” yang dapat digunakan untuk fenomena ini adalah “kelangkaan” dan “pertukaran sosial”. Tidak setiap sopir bus membunyikan klakson, tidak semua bus ada teloletnya, menumbuhkan sistem harapan. Jika telolet dibunyikan, yang terjadi adalah pertukaran sosial, hubungan yang saling menguatkan dan bertukar apresiasi.
 


Kegiatan
A. Diskusi kelompok!
1.    Temukan definisinya melalui kegiatan membaca buku sumber atau sumber online.
a.    Peristiwa Sosial
b.    Gejala Sosial dan Fenomena Sosial
c.     Realitas Sosial
d.    Realitas Sosial Objektif
e.     Realitas Sosial Subjektif
f.      Simulakra (Hyper Reality)
g.     Fakta Sosial
2.    Hubungkan konsep-konsep Sosiologis tersebut dengan peristiwa “om telolet om”
3.    Temukan sebagai contoh konsep-konsep tersebut pada peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat kita.


B. Setelah kurang lebih 20 menit diskusi/kerja kelompok, akan ditentukan satu kelompok yang mempresentasikan hasil kerjanya, kelompok/siswa lain memperhatikan dan mengajukan pertanyaan, memberikan masukan atau usulan atau perbandingan dengan hasil kerja kelompoknya.



LKPD.02
Kompetensi Dasar :
4.3 Mengaitkan realitas sosial dengan menggunakan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk mengenali berbagai gejala sosial di masyarakat
Indikator :
4.3.3 Menganalisis macam-macam aspek gejala sosial


Amatilah Gambar di atas!
Cobalah kalian analisis bentuk-bentuk ragam sosial di atas, manakah yang termasuk fenomena sosial dan gejala sosial. Serta deskripsikan gambar tersebut satu per satu dan analisis!




JAWABAN :
Nama Kelompok:
1.
2.
3.
4.
5.
Nilai
Paraf Guru

Komentar Guru:










                                                                    
























LAMPIRAN 3

INTRUMEN PENILAIAN

Nama Satuan pendidikan           : SMA Negeri 1 Kramat
Tahun pelajaran                        : 2017/2018
Kelas/Semester                         : X / Semester 2
Mata Pelajaran                          : Sosiologi

1. Penilaian  Kompetensi  Sikap

a.       Sikap yang menjadi fokus penilaian adalah sikap jujur, disiplin, tanggungjawab, kerjasama, dan proaktif
b.       Untuk sikap akan dilihat peserta didik yang memiliki sikap yang sangat positif terhadap kelima sikap di atas, dan hasilnya akan dicatat dalam jurnal sebagai berikut;

TANGGAL
NO.
NAMA
CATATAN PENTING SISWA
(Bisa positif atau negatif)
KET.

1.



2.



3.



4.



Dst









c.       Hasil penilaian sikap dalam jurnal akan direkap dalam satu semester dan diserahkan ke wali kelas untuk dipertimbangkan dalam penilaian sikap dalam rapor (menunjang penilaian sikap dari guru PAI dan guru PPKN).

2.  Penilaian pengetahuan

Kisi- kisi Penilaian Kompetensi Pengetahuan

No.
Indikator Soal
Bentuk Soal
Nomor Soal
1
Disajikan dekripsi tentang peristiwa sosial, peserta didik dapat menentukan konsep sosiologi yang sesuai
PG
1
2
Peserta didik dapat menjelaskan tentang gejala atau fenomena sosial
PG
2
3
Disajikan beberapa contoh peristiiwa sosial, peserta didik dapat mengidentifikasi yang merupakan gejala/fenomena sosial
PG
3
4
Disajikan deskripsi tentang tenggapan individu/kelomok tentang peristiwa sosial, peserta didik dapat menentukan konsep sosiologi yang sesuai
PG
4
5
Disajikan beberapa pernyataan, peserta didik dapat mengidentifikasi yang merupakan realitas sosial
PG
5
6
Disajikan ilustrasi tentang peristiwa sosial tertentu, peserta didik dapat menyimpulkan sebagai konsep terentu dalam sosiologi
PG
6
7
Disaajikan ilustrasi tentang peristiwa sosial tertentu, peserta didik dapat menyimpulkan peristiwa tersebut menggunakan konsep dasar sosiologi
PG
7
8
Peserta didik dapat menemukan faktor yang menyebabkan munculnya hyper reality
PG
8
9
Peserta didik dapat menjelaskan apa yang disebut durkheim sebagai fakta sosial
PG
9
10
Disajikan ilustrasi tentang fenomena sosial tertentu, peserta didik dapat menentukan faktor yang mempengaruhi sesuai dengan konsep dasar sosiologi
PG
10

Tes Tertulis (Pengetahuan)
HOTS
 
1.       Istilah yang tepat menurut konsep dasar Sosiologi untuk kejadian-kejadian yang terjadi dalam kehidupan masyarakat adalah ….
A.    peristiwa sosial
B.    gejala sosial
C.    fenomena sosial
D.    fakta sosial
E.    realitas sosial

2.       Gejala atau fenomena sosial menurut konsep dasar sosiologi merupakan ….
A.    semua peristiwa atau hal yang terjadi dalam masyarakat
B.    peristiwa-peristiwa alam yang terjadi, misalnya bencana alam
C.    peristiwa-peristiwa dalam masyarakat yang tidak dikehendaki
D.    kejadian-kejadian sosial yang berpola dan memiliki kontinyu
E.    proses-proses sosial yang tidak umum terjadi dan bersifat patologis

3.     Perhatikan peristiwa-peristiwa sosial berikut!
(1)      terjadi pertikaian di antara dua pengendera motor yang bertabrakan sebuah tikungan jalan
(2)      Pak Santo meninggalkan tempat kediamannya dari desa ke kota demi mendapatkan pekerjaan
(3)      Terjadi ledakan bom bunuh diri di beberapa beberapa kota yang pelakunya ditengarai dari golongan tertentu dalam masyarakat
(4)      Seiring dengan meningkatnya kemakmuran terjadi peningkatan angka perceraian di sebuah masyarakat
(5)      Beberapa keluarga kehilangan tempat mencari nafkah karena penertiban wilayah
Di antara peristiwa-peristiwa di atas yang merupakan gejala/fenomena sosial adalah ….
A. (1), (2), dan (3)
B. (1), (3), dan (4)
C. (2), (3), dan (4)
D. (2), (3), dan (5)
E. (3), (4), dan (5)

4.     Interpretasi atau penafsiran orang atas peristiwa atau kejadian dalam kehidupan sehari-hari menghasilkan ….
A.       realitas sosial
B.      fakta sosial
C.      gejala sosial
D.      fenomena sosial
E.       institusi sosial




5.     Perhatikan beberapa pernyataan berikut!
      (1) Sekelompok orang merusak bangunan kantor polisi
      (2) Sejumlah orang berkumpul di halaman balai kota bernyanyi dan
HOTS
           Berpidato
      (3) Masa anti-pemerintah bertindak anarkis meluluhlantakkan simbol
           kekuasaan
      (4) Masa pentang kebijakan wali kota melakukan aksi protes di
           halaman balai kota
      (5) Dua kelompok masa yang saling bertentangan memperebutkan
           haknya menggunakan tempat ibadah
Pernyataan yang menunjukkan realitas sosial adalah ….
A.       (1), (2), dan (3)
B.      (2), (3), dan (4)
C.      (2), (3), dan (5)
D.      (2), (4), dan (5)
E.       (3), (4), dan (5)

6.     Sekelompok siswa membolos dari pelajaran dan ketika ditanya oleh guru mereka menjawab bahwa membolosnya mereka merupakan kesepakan bersama para siswa. Jawaban oleh siswa demikian merupakan ….
A.       realitas sosial objektif
B.      realitas sosial subjektif
C.      gejala sosial negative
D.      fenomena sosial positif
E.       gejala asosiatif

HOTS
7.  Sekelompok orang dari sebuah organisasi masyarakat berbasis agama tertentu merasa benar ketika melakukan razia (sweaping) penggunaan simbol-simbol perayaan hari besar agama lain di tempat-tempat layanan umum, misalnya mall. Sementara itu pihak berwajib (kepolisian) sesuai dengan fungsinya harus melakukan penertiban, pencegahan, dan memberikan sanksi atas tindakan bersifat anarkhis. Berdasarkan ilustrasi tersebut, dapat ditentukan bahwa peristiwa sosial tersebut ….
Pilihan
Menurut organisasi massa, merupakan
Menurut pihak berwajib, merupakan
A
peristiwa sosial
fakta sosial
B
peristiwa sosial subjektif
peristiwa sosial objektif
C
realitas sosial objektif
realitas sosial subjektif
D
realitas sosial subjektif
realitas sosial objektif
E
realitas sosial semu
realitas sosial subjektif

8.  Hyper reality sebagaimana yang dikemukakan oleh John Baudrillard
      merupakan dampak dari ….
      A. interaksi yang cenderung berlangsung primer
      B. interaksi yang cenderung berlangsung sekunder
      C. perkembangan teknologi dan industrialisasi
      D. meluasnya pengaruh teknologi komunikasi dan informasi
      E. jumlah penduduk yang cenderung semakin banyak





9.  Realitas sosial objektif yang bersifat eksternal dan memaksa oleh Durkheim diistilahkan dengan ….
     A. fakta sosial
     B. realitas semu
     C. peristiwa sosial
     D. gejala sosial
     E. fenomena sosial

10. Lia dibelajarkan oleh orangtuanya untuk menyebut ibunya dengan sebutan “mama” sebagaimana anak-anak lain yang berada di lingkungan tempat tinggalnya, di kompleks perumahan yang para warganya menempati kelas sosial ekonomi menengah. Ilustrasi ini menggambarkan adanya pengaruh dari … terhadap perilaku sosial warga masyarakat.
      A. simulakra
      B. fakta sosial
      C. realitas sosial objektif
      D. realitas sosial subjektif
      E. hyper reality
  

KUNCI JAWABAN
1. A
2. D
3. E
4. A
5. E
6. B
7. D
8. D
9. A
10. B


Pedoman penilaian:
Setiap jawaban benar diberi skor 1. 
Skor maksimum 10.




4.   Penilaian Ketrampilan
UNJUK KERJA (Hasil Diskusi)
Pekerjaan : Hasil Dikusi/Makalah
Kriteria
Skor
Indikator
Penyampaian materi





90-100
Menunjukkan penguasaan materi presentasi dengan sangat baik
80-89
Menunjukkan penguasaan materi presentasi dengan baik
70-79
Menunjukkan penguasaan materi presentasi dengan cukup baik
60-69
Menunjukkan penguasaan materi presentasi dengan kurang baik
Bahasa yang digunakan


90-100
Penggunaan bahasa sangat mudah dipahami
80-89
Penggunaan bahasa mudah dipahami
70-79
Penggunaan bahasa cukup mudah dipahami
60-69
Penggunaan bahasa kurang mudah dipahami
Menjawab Pertanyaan
90-100
Mampu menjawab pertanyaan dengan benar dan jelas
80-89
Mampu menjawab pertanyaan dengan benar tetapi kurang jelas
70-79
Mampu menjawab pertanyaan dengan jelas tetapi kurang benar
60-69
Kurang mampu menjawab pertanyaan dengan benar dan jelas
Kemauan menghargai pendapat teman
90-100
Mampu menghargai dan mendengarkan pendapat orang lain
80-89
Mampu menerima masukan orang lain tetapi kurang mampu menunjukkan sikap menghargai saat siswa lain menyampaikan pendapat
70-79
Mampu mendengarkan pendapat orang lain, tetapi agak sulit menerima orang lain
60-69
Kurang mampu menghargai dan mendengarkan pendapat orang lain

FORMAT INSTRUMEN PENILAIAN PRESENTASI HASIL KERJA




No




Nama
Aspek Penilaian



Jumlah skor



Nilai
Penyampaian Materi
Bahasa yang Digunakan
Menjawab Pertanyaan
Mengemukakan Pendapat
1.







2.







3.







4.







5.







6.







7.







8.







Keterangan :
·        Nilai tugas = jumlah skor : banyaknya kriteria
·        Kriteria penilaian skala 100
90-100      = Sangat Baik
80-89        = Baik
70-79        = Cukup Baik
60-69        = Kurang Baik